Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan adanya video viral yang memperlihatkan orang tua yang mendapati anaknya sedang bermain 'role play' dengan berlebihan dengan konten yang tidak sesuai dengan umurnya. Sebenarnya bermain role play sangat umum dan sudah ada sejak dahulu ketika seorang anak bermain memerankan karakter tertentu dengan teman sebayanya, ada yg menjadi ibu, ayah, anak, kakek, nenek, ibu guru, superhero, dll.
Terdapat manfaat yang baik saat permainan role play secara langsung dan bertemu secara fisik (real world) yaitu :
- Mengembangkan imajinasi anak dalam perkembangan cara berpikir abstraknya
- Melatih keterampilan sosial anak dalam kehidupan sehari hari seperti berkomunikasi, berdebat, bernegosiasi, bekerja sama, persuasi, mengatasi tekanan dan menyelesaikan konflik
- Memperkuat kepercayaan diri anak
- Meningkatkan harga diri anak
TAPI permainan role play saat ini berkembang juga secara online melalui media sosial yaitu si anak memerankan tokoh / karakter tertentu dan bersama dengan 'mutual friend' nya membentuk komunitas dan memainkan permainan ini di dunia maya. Ini tentunya berbeda sekali dengan permainan role play di dunia nyata.
Risiko dalam Permainan Role Play di Medsos:
- Tidak diketahui siapa orang yang memainkan karakter/tokoh di role play yg dimainkan (anonim/bukan aslinya), bisa sesama anak anak tapi bisa juga orang dewasa yang belum tentu cocok berinteraksi dengan anak/remaja
- Dapat terjadi interaksi, komunikasi yang tidak diharapkan dan tidak bisa diprediksi seperti kekerasan verbal, cyber bullying, pornografi yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan
- Penggunaan gadget/internet/medsos yang berlebihan dapat memicu munculnya adiksi perilaku (kecanduan/ketergantungan)
Bahaya Bermain Roleplay bagi Kesehatan Jiwa :
- Penggunaan yang berlebihan dapat memicu munculnya adiksi/ketergantungan yang ditandai dengan gejala : waktu pemakaian yang semakin lama semakin bertambah, munculnya rasa tidak nyaman dan emosi saat berhenti menggunakan, terganggunya fungsi dasar kehidupan seperti mandi, makan, tidur, dan belajar, nilai dan performance yang menurun dalam keseharian, serta relasi sosial yang semakin berkurang di dunia nyata.
- Trauma psikologis dapat terjadi apabila mendapatkan kekerasan verbal, bullying di medsos dan perilaku tidak senonoh yang mengarah ke pornografi
- Ansietas / gangguan cemas yang ditandai dengan munculnya rasa khawatir, gelisah, panik disertai dengan sensasi/rasa nyeri/tidak nyaman di tubuh
- Depresi, suatu gangguan jiwa yang memiliki tanda dan gejala sedih, murung, menangis, tidak semangat, energi drop, fokus konsentrasi berkurang, gangguan pola tidur dan makan, dan ada pikiran menyakiti diri sendiri atau pikiran tentang kematian
- Gangguan kepribadian. Masa anak adalah masa mencari jati/identitas diri, dengan memerankan tokoh/karakter tertentu dengan berlebihan maka dapat terjadi 'role confusion' kebingungan akan identitas dirinya dan bisa mengarah pada gangguan kepribadian (personality disorder)
- Gangguan psikotik, suatu gangguan yang ditandai dengan gejala kesulitan membedakan yang nyata dan tidak nyata, terdapat halusinasi dan waham/delusi
Apa penyebab Anak bermain Roleplay ?
Dalam pertumbuhan dan perkembangan mental emosional dan psikologisnya, anak membutuhkan :
- Komunikasi
- Informasi
- Interaksi
- Perhatian
- Kesempatan
- Kehangatan
- Pujian
- Apresiasi
- Cinta kasih
Apabila semua hal di atas tidak dia dapatkan di dunia nyata dari ORANG TUA, keluarga, teman dan orang orang sekitar maka anak akan mencarinya di tempat lain yang menawarkan semua hal tadi. Roleplay, games, medsos, internet, gadget adalah cara singkat untuk mendapatkan itu semua TAPI dengan segala risiko dan konsekuensi negatif yang dapat terjadi.
Pesan bagi orang tua :
Banyak kompetitor yang berusaha mendapatkan perhatian Anak dan Remaja di tengah era digital sekarang ini. Berikan pada anak anak kita POLA ASUH yang terbaik, hadir dengan sepenuh hati bagi anak anak, tingkatkan/upgrade skill dalam menjadi orang tua (Iphone dan Android saja diupgrade terus), kasihi dan sayangi mereka dengan segenap hati.
Apa yang perlu dilakukan orang tua ketika melihat anak bermain Role play secara berlebihan ?
- Tidak reaktif dengan langsung memarahi dan menyalahkannya, itu hanya akan memperburuk keadaan dan banyak konsekuensi negatifnya
- Bersikap responsif, tarik nafas dalam, coba lihat situasinya, duduk di samping anak dengan tenang dan tanyakan baik baik pada anak apa yang sedang dimainkan dan seberapa jauh permainan itu mempengaruhi dirinya serta berikan respon yang positif dan suportif untuk anak
- Lakukan DIGITAL DETOKSIFIKASI, berikan kesempatan anak untuk berjarak dengan permainannya selama beberapa waktu sesuai kesepakatan
- Cari, berikan, ciptakan substitusi untuk menggantikan cara mendapatkan perasaan nyaman pada anak, misal : Bermain bersama di keluarga, jalan jalan ke alam, berolahraga bareng, bernyanyi/karaoke bersama, mengerjakan pekerjaan rumah bersama sama dengan suasana ceria. Dan lakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
Salam SEJI-GO
(Sehat Jiwa Bersama Lahargo)
dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS.Jiwa.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor